Kairo, NPC – Tidak mudah memutuskan segala hal di masa pandemi seperti ini. Situasi yang belum pulih secara total mempengaruhi pola dan kelancaran aktivitas semua orang.
Hal yang sama dirasakan oleh Abdillah Onim (Bang Onim) sebagai Aktivis Kemanusiaan Indonesia untuk Palestina. Lebih dari empat bulan harus bersabar menanti dibukannya akses menuju Gaza, Palestina.
Awal Januari hingga Maret 2020, Bang Onim dan keluarga berada di Indonesia untuk berlibur sejenak dari kegiatan kemanusiaan di wilayah konflik.
Namun masa liburan yang dijadwalkan sekali dalam dua tahun ini, ternyata tidak membuat Bang Onim dan keluarga bisa benar-benar berlibur. Sejumlah agenda silaturahmi dan konsolidasi dengan mitra kemanusiaan strategis di tanah air, harus ia hadiri seolah tanpa henti.
Maka benarlah anggapan selama ini bahwa beraktivitas di dunia kemanusiaan, sejatinya tidak mengenal kata “liburan”. Faktanya adalah hanya perpindahan tempat dan perubahan waktu semata. Karena pikiran tidak bisa lepas dari tanggungjawab mengurusi puluhan ribu orang yang mencoba bertahan hidup dari bantuan kemanusiaan.
Selama di tanah air, meski dalam kondisi Covid-19, sepulang dari Galela, Maluku Utara, untuk bertemu dengan orang tua, khususnya dengan ibu tercinta, Bang Onim langsung disibukkan dengan rapat rutin dengan tim Nusantara Palestina Center (NPC), lembaga filantropi independen yang ia dirikan.
Selesai dengan tim NPC, Bang Onim harus memenuhi sejumlah undangan, menerima tamu hingga bersilaturahmi ke sejumlah tokoh dan pihak pemerintah, khususnya di Kementerian Luar Negeri.
Bang Onim sempat bertemu sejumlah pejabat penting, diantaranya dengan Bapak Andy Rahmiyanto, Dirjen Protkons dan Kepala Protokol Negara (KPN) Republik Indonesi. Keduanya sudah sangat akrab. Dua kolega ini selalu menjalin kordinasi dengan baik. Terutama saat Bapak Andy bertugas menjadi Dubes RI di Yordania yang notabene juga membawahi wilayah Palestina.
Kabar Rafah Buka
Tanggal 27 Juli 2020, Bang Onim terbang ke Kairo. Kabar pintu Rafah akan dibuka sudah didapat dari tim Bang Onim di Jalur Gaza. Karena itulah Bang Onim diharuskan untuk standby di kota Kairo setelah lebaran Idul Adha. Jika terlambat, maka tidak ada jaminan untuk dapat masuk Gaza sebab pintu perbatasan tersebut tidak dibuka secara permanen. Bahkan info buka tutupnya pun selalu bersifat mendadak.
Perjalanan ke Kairo juga tidak mudah karena harus menunggu bandara internasional Kairo dibuka setelah sekian bulan ditutup karena pandemi. Tidak ada jalan lain melainkan melalui Kairo terlebih dahulu. Satu-satunya akses menuju Gaza adalah perjalanan darat dari kota Kairo menuju Rafah, yang terletak di wilayah Timur Provinsi Sinai Utara Mesir.
Sampai di kota Kairo, Bang Onim sambil menunggu pintu Rafah buka, beberapa agenda penting tetap dihadiri. Antara lain silaturahmi dengan Persatuan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia (PPMI) dan KBRI Kairo.
Bang Onim untuk kesekian kalinya bertemu dengan Bapak Iwa Mulyana, Diplomat RI yang menjabat sebagai Koordinator Fungsi Protkons KBRI Kairo.
Bang Onim senantiasa menunjukkan itikad serta etika yang baik untuk tetap berkordinasi dengan otoritas perwakilan RI di Kairo. Meski secara akreditas, Palestina bukanlah wilayah kerja KBRI Kairo, melainkan dibawah wilayah kerja KBRI Yordania.
Namun tentau saja, tugas perlindungan negara untuk menjamin keselamatan WNI di mana pun berada merupakan tanggungjawab mutlak setiap perwakilan RI di seluruh dunia.
“Bang Onim adalah mata dan telinga saya di Jalur Gaza Palestina.” Inilah kalimat yang sering disampaikan oleh Bapak Andy Ramianto, termasuk yang disampaikan dalam salah satu acara di Kementrian Luar Negeri yang saat itu dihadiri oleh perwakilan dari UNRWA PBB beberapa tahun lalu.
Selain sebagai Aktivis Kemanusiaan dan Ketua Dewan Pembina NPC, Bang Onim juga masih ditugaskan menjadi tenaga Outshourching untuk urusan diplomatik dan kekonsuleran KBRI Yordania di wilayah Gaza.
Diketahui keberadaan Bang Onim di Gaza, Palestina guna mengawal langsung program-program unggulan NPC, diantaranya Program Orang Tua Asuh, Program TK Gratis untuk anak-anak Yatim dan distribusi ari bersih.
Untuk mendukung program-program dan misi kemanusian di Palestina, maka kepada para donatur dapat menyalurkan bantuannya melalui rekening bantuan kemanusiaan untuk Palestina di
Bank Syariah Mandiri 712 955 9688
BNI Syariah 69 0000 9097
BNI 69 0009 0089
BRI 044 2010 0131 3307
BCA 165 600 9595
semua rekening atas nama Nusantara Palestina Center.
Konfirmasi bantuan dapat melalui WhatsApp: https://bit.ly/callcenterNPC
Informasi kerja sama program kemanusiaan, Kantor pusat NPC Jakarta. Call Center: 021-8778 8187. Hp/Wa: 0811 99 444 96 (NPC).